WELCOME TO MY BLOG MACG MENULIS DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA !!!!

Jumat, 20 Mei 2016

Kamu Bisa Jadi Penulis Sukses Jika Serius dan Fokus

Yes, kamu sudah menulis. Bagus itu. Selamat ya.

Senang deh melihat kamu tersenyum ceria. Kamu memperlihatkan tulisanmu dengan pe-de. Kamu tidak takut-takut lagi. Kamu sudah siap dikritik. Malah kamu dengan senang hati memperbanyak naskah tulisanmu lalu membagi-bagikannya ke teman-temanmu dan meminta mereka melakukan koreksi. Apa pun respon mereka akan kamu terima dengan lapang dada.

Wuisss.... Keren deh kamu. Sangat gentleman!

Tapi, ternyata “kekerenan” kamu instan. Belum permanen. Suatu hari kamu datang dengan wajah kusut. Kamu bilang, “Si Om Galau” belum enggan minggat dari kehidupanmu. Rupanya kamu bingung ingin fokus di tulisan mana. Kamu telah menulis semuanya; puisi, cerpen, novel, artikel, bahkan coretan-coretan lain yang tak jelas jenisnya apa. Semangat menulismu sedang membara. Kamu terobsesi menguasai semua jenis tulisan yang kamu tulis.

Sebenarnya itu bagus. Kamu telah mampu menulis. Temanmu belum tentu bisa seperti kamu; menulis semua genre tulisan itu. Ada yang nulis puisi saja seumur hidupnya. Ada yang nulis cerpen saja. Ada yang nulis novel saja—walau lima tahun sekali satu naskah jadi. Ada yang nulis artikel saja di media massa. Nah, sedangkan kamu, bisa menguasai semua jenis tulisan. Bukankah itu hebat?

“Hebat sih hebat, Mas Bro. Tapi kok saya bingung mau fokus yang mana,” ujarmu dengan garis kening berkerut lima. 

Wah, paten, kamu mulai kritis terhadap dirimu sendiri. Sebaik-baik manusia adalah yang insaf sebelum “diinsafkan” orang lain. (Ah, kayak tausyiah ustad saja ya, he-he).

Sebenarnya, untuk tahap belajar, langkah yang kamu ambil sudah oke. Bahkan sangat oke. Kamu telah mencoba menulis puisi, cerpen, novel, artikel. Itu keahlian luar biasa. Tidak gampang memulainya. Dan, tidak semua pemula bisa seperti kamu. 

Nah, kelebihanmu itu harus menjadi media belajar untuk menentukan masa depan kepenulisanmu. Kamu tinggal fokus memilih salah satu jenis tulisan yang kamu senangi dan kira-kira kamu akan ahli dan profesional di bidang itu. 

Misal, kamu suka novel, kamu mulai bertekun-tekun menulis novel. Kamu membaca semua novel bagus, baik terbitan dalam maupun luar negeri. Kamu mempelajari teknik dan gaya menulis novelis-novelis yang kamu kagumi. Perhatikan bagaimana cara mereka menulis. Kamu belajar dari mereka. Kelak, kamu berusaha menemukan gayamu sendiri. Jika “ngeh” itu sudah dapat, kamu akan keasyikan menulis dan semakin serius. Fokus dan serius ini akan menjadikan dirimu “pakar” di bidang itu. Setiap tahun satu-dua naskah novelmu bisa rampung bahkan terbit.

Jadi, sekali lagi, fokus itu penting.

Oh ya, kamu tentu kenal kan dengan penyair Taufiq Ismail? Pasti kenal dong. Sebab, sejak sekolah dasar maupun SMP dan SMA kamu sering membaca puisi-puisi beliau di buku-buku teks pelajaran bahasa Indonesia. Tapi, selain kamu mengenal beliau sebagai penyair atau sastrawan, adakah hal lain yang kamu ketahui dari sosok Taufiq Ismail? Tahu? Bagus. Belum tahu? Hmm, begini. Siapa sangka jika Taufiq Ismail adalah “seorang dokter hewan”. Lho, kok? Iya, benar. Beliau dokter hewan. Suer! Taufiq Ismail lulusan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia, Bogor (sekarang Institut Pertanian Bogor). Tapi, walaupun begitu, beliau sejak kecil sudah “fokus” menulis puisi hingga duduk di bangku kuliah. Tamat kuliah beliau tidak berhenti nulis puisi, terus berlanjut.  Bahkan, sekarang pun di saat usia beliau tidak muda lagi masih serius menulis puisi. Berbagai penghargaan beliau raih sebagai sastrawan Indonesia paling konsisten di bidangnya.

Jadi, jika ingin sukses seperti sastrawan Taufiq Ismail, kamu harus mengamalkan dua kata ini; fokus dan serius. Fokuslah di bidang yang kamu sukai, lalu seriuslah (bersungguh-sungguh). Jangan main-main. Kalau main-main, maka kamu tidak akan pernah menjadi siapa-siapa. Miris kan kalau kamu ada tapi dianggap tidak ada?

Optimislah bahwa kelak kamu menjadi penulis sukses, sebab modalnya sudah kamu punya; kamu memiliki kemampuan menulis yang baik dan mahir menulis semuanya. Itu anugerah luar biasa yang diberikan Tuhan untukmu. 

Masih bingung juga mau fokus milih genre tulisan apa? Tidak lagi? Syukurlah! (Muhammad Subhan, pegiat FAM Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar